Minggu, 21 Maret 2010

Candi UII Kembali Kejutkan Arkeolog

Laporan wartawan KOMPAS Mohamad Final Daeng


SLEMAN, KOMPAS.com — Proses penggalian Candi Kimpulan yang ditemukan di kompleks kampus Universitas Islam Indonesia, Sleman, DI Yogyakarta, kembali mengungkap fakta baru. Arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta menemukan arca lingga-yoni di candi perwara (pendamping), Selasa (12/1/2010).

Hal ini mengejutkan para arkeolog karena lingga-yoni tak lazim berada di candi perwara, melainkan hanya terdapat di candi induk. "Hal seperti ini belum pernah ditemukan di candi-candi lain," kata Budi Sancoyo, salah satu arkeolog BP3 Yogyakarta yang bertugas dalam ekskavasi tersebut.

Lingga-yoni di candi perwara berukuran 4 x 6 meter itu berdiri sejajar dengan dua buah lapik (batu sesembahan), arca nandi (sapi), dan sebuah sumur batu berukuran 80 x 80 cm dengan kedalaman sementara 40 cm yang ditemukan sebelumnya.

Sumur itu sendiri juga menjadi keunikan karena tidak lazim ditemukan dalam candi dan belum diketahui fungsinya. Adapun lingga-yoni sebelumnya telah ditemukan bersama arca Ganesha dalam candi induk yang berukuran 6 x 6 meter.

"Kami belum bisa menyimpulkan arti temuan lingga-yoni dan sumur yang ada di candi perwara ini karena harus menggali referensi-referensi lain," kata Budi.

Sebelumnya, Candi Kimpulan juga dinyatakan unik karena struktur bangunannya yang merupakan kombinasi batu dan kayu. Arca yang ditemukan juga memiliki desain yang berbeda dengan desain-desain Ganesha di candi lain.

KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG
Salah satu sudut candi kuno yang telah terungkap dari penemuan di kompleks Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta berhasil memetakan denah candi yang berbentuk bujur sangkar berukuran 6 x 6 meter itu. Namun, BP3 masih memerlukan waktu penggalian sekitar dua minggu lagi untuk mengungkap struktur lengkap candi zaman Mataram kuno abad ke-9-10 Masehi.


sumber = http://sains.kompas.com/read/2010/01/12/15213747/Candi.UII.Kembali.Kejutkan.Arkeolog

Senin, 08 Maret 2010

Prambanan: Proyek 1000 Candi

1000 Candi di Prambanan

Sebutan proyek 1000 candi sering kami gunakan untuk menyebut tugas dadakan yang sering diberikan dari pimpinan di kantor. Maklum tim kerja kami selalu menjadi harapan terakhir setiap ada hal yang tidak jelas, tidak tahu harus diapakan dan harus selesai segera.

Cerita 1000 candi pasti sudah didengar oleh orang Indonesia di seantero negeri. Adalah Bandung Bondowoso dan Loro Jonggrang yang menjadi tokoh utama dalam kisah itu.

Loro Jonggrang adalah putri Prabu Boko
-raja jahat yang mati dibunuh Bandung Bondowoso- yang memberi syarat kepada Bandung Bondowoso untuk membangun 1000 candi dalam satu malam jika ingin menikah dengan dirinya. Bandung Bondowoso lantas mengerahkan pasukan jin untuk membantunya.

Menjelang matahari terbit, Bandung Bondowoso nyaris berhasil menyelesaikan tugasnya. Khawatir akan keberhasilan Bandung, dan tidak ikhlas menikah dengan orang yang membunuh ayahnya, maka Loro Jonggrang meminta bantuan wanita di desa untuk memukul penumbuk padi. Tujuannya supaya ayam jago berkokok dan mengakhiri kepanikan itu dengan kekalahan Bandung.

999 jumlah candi yang berhasil dibuatnya. Mengetahui kecurangan Loro Jonggrang , Bandung pun murka dan mengutuknya menjadi arca candi ke seribu. Tak hanya itu, para wanita di desa itu juga dikutuk menjadi perawan tua.

Kisah itu yang menjadi legenda 1000 candi di kompleks Prambanan. Perjalanan dari Jogja ke Prambanan tidak memakan waktu lama. Sekitar 30 menit dari Prawirotaman melalui Ring Road Utara mengambil arah ke Solo.

Selain wisata kompleks Prambanan, jika anda ingin mengambil paket, loket menyediakan tur Prambanan - Candi Boko. Tidak terlalu mahal.

Ups, ternyata kamera dikenakan pungutan Rp 1.000 untuk kamera foto, dan Rp 3.000 untuk kamera video. Tapi harga itu tidak sebanding dengan keindahan purbakala yang bisa diabadikan untuk memuaskan hasrat narsis dan unggah foto di facebook.

Panas terik akan menemani perjalanan wisata anda di kompleks Prambanan. Kacamata hitam, topi lapangan dan sebotol air minum menjadi benda wajib para pelancong.

Suasana Prambanan saat kami tiba masih dalam proses rehabilitasi pasca gempa. Gempa yang sempat mengguncang Jogja beberapa waktu lalu itu juga sempat meluluhlantakkan beberapa bagian candi di kompleks Prambanan.

Beberapa rombongan wisatawan tampak sibuk mengabadikan kemegahan candi Whisnu. Ada sekelompok mahasiswa pariwisata yang sibuk menjelaskan kisah candi ini kepada turis asing. Anak kecil berlarian menghindari panas matahari. Orang lanjut usia berusaha meniti tangga demi tangga dibantu anak dan cucunya.

Sementara itu, di kejauhan petugas keamanan mengawasi lingkungan untuk menjamin kenyamanan kami semua. Dari atas anjungan foto tampak sekelompok orang menjajakan jasa foto kilat. Menjelang pintu keluar terlihat pedagang kaki lima menawarkan cinderamata.

Suasana yang harmonis, semua hidup berdampingan, saling membantu. Angin menyapa lembut, betapa damai dan indahnya Indonesiaku ini.

Kompleks Prambanan terdiri dari banyak candi. Disebut candi Prambanan karena lokasinya berada di daerah Prambanan. Wisata yang tidak mahal, menarik, penuh dengan pesan moral, peninggalan purbakala yang sangat berharga warisan nenek moyang bangsa.



sumber = http://aryachronicle.blogspot.com/2009/08/prambanan-proyek-1000-candi.html