Sabtu, 05 Desember 2009

misteri candi prambanan

MISTERI CANDI PRAMBANAN

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam.

Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti ‘terbit’ atau ‘bersinar’, biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.



Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Ribuan Umat Hindu Ikuti Upacara Tawur Kesanga

KESRA--6 MARET: Ribuan umat Hindu mengikuti upacara Tawur Kesanga tahun Caka 1930 di pelataran Candi Prambanan yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (6/3).

MI: Ribuan umat Hindu mengikuti upacara Tawur Kesanga tahun Caka 1930 di pelataran Candi Prambanan yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (6/3).

Upacara Tawur Kesanga merupakan rangkaian persiapan hari raya Nyepi yang sebelumnya didahului dengan upacara Melasti yakni upacara pembersihan semesta dan sarana sembahyang.

Menurut Ketua Panitia Hari Raya Nyepi, I Gusti Gede Hendrata Wisnu dalam Tawur Kesanga dilakukan persembahan suci/caru berupa panca satya yang disimbolkan dalam lima ayam dengan lima warna yang berbeda. "Ini hanya simbolisasi dalam Tawur Kesanga, sedangkan untuk Tawur Agung persembahan suci biasanya berupa kepala kerbau, tetapi ini dilakukan di masing-masing pura," katanya.

Dia mengatakan dalam Tawur Kesanga upacara sembahyang dipimpin oleh tiga pandita yakni Sri Kanjeng Begawan Istri Agung Ratu Gayatri, Pandita Ida Sri Begawan Gede Putra Manuwarsa, dan Romo Pandito Pujobroto Gati atau Romo Miming.

Ia mengatakan setelah melakukan Tawur Kesanga maupun Tawur Agung selanjutnya umat Hindu akan melakukan brata penyepian yang terdiri dari amati lelungan (tidak bepergian), amati karyo (tidak bekerja), amati lelanguan (tidak melampiaskan indria, seperti hura-hura/hiburan), dan amati geni (tidak menyalakan api). "Tetapi yang terpenting adalah perenungan dan introspeksi diri," katanya.

Upacara Tawur Kesanga ini dihadiri umat Hindu dari DIY, Jateng, dan beberapa daerah seperti Bali, dan Jawa Barat. Mayoritas umat Hindu yang hadir mengenakan pakaian adat Bali tetapi tidak sedikit pula yang

mengenakan pakaian adat Jawa. Upacara tersebut juga dihadiri Gubernur Jateng Ali Mufiz, Parisada Hindu Dharma Pusat serta wakil Bupati Klaten, Jateng. (mo/pd)
Candi Hindu dan Keemasan Peradaban Nusantara

KAWASAN arkeologi yang memiliki banyak sekali peninggalan purbakala, salah satunya Yogyakarta. Peninggalan-peninggalan tersebut berupa candi-candi, istana dan makam raja-raja, goa-goa maupun tempat-tempat peristirahatan raja-raja zaman dulu. Semua peninggalan tersebut tersebar hampir di seluruh kawasan DIY dari barat di hingga ujung timur.

Dengan diketemukannya kompleks Candi Prambanan atau biasa disebut juga Candi Loro Jonggrang di sekitar pinggiran kota Yogyakarta ke arah timur yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah, para ahli berpendapat dulu di sekitar daerah tersebut merupakan pusat kebudayaan dan ibu kota kerajaan. Bukti-bukti tertulis yang ditemukan pada candi-candi tersebut juga membuktikan bahwa Jawa Tengah pada pemerintahan Mataram Kuno merupakan masa keemasan perkembangan agama Hindu di Jawa.

Tentang kapan tepatnya candi Hindu terbesar di Jawa ini didirikan, sampai sekarang data otentik tentang hal ini belum ditemukan. Para ahli purbakala pun banyak yang berbeda penafsiran tentang kapan tepatnya Candi Prambanan ini berdiri. Tetapi para ahli arkeologi tersebut mempunyai kesamaan pendapat mengenai penemuan yang menuliskan bahwa zaman kejayaan Kerajaan Mataran Hindu di Jawa Tengah berkisar antara abad VII dan X Masehi. Dari kesamaan pendapat ini, Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu termegah dan merupakan pusat kerajaan maka bisa disimpulkan bahwa candi ini berdiri diperkirakan pada abad VIII Masehi.

Mengenai siapa yang mendirikan Candi Prambanan juga masih simpang-siur. Menurut beberapa ahli pada masa itu di Jawa Tengah hanya satu dinasti yang memerintah yaitu Dinasti Syailendra yang menganut agama Buddha. Tetapi, ada juga sebagian ahli menuliskan bahwa pada masa tersebut ada dua dinasti yang memerintah Jawa Tengah, yakni Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya yang menganut agama Hindu. Bukti adanya dua dinasti yang memerintah Jawa Tengah dapat ditemukan di dua prasasti. Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 Masehi membuktikan bahwa dinasti Sanjaya berkuasa dari tahun 732-907 Masehi. Sedangkan dinasti Syailendra dibuktikan dengan ditemukannya Candi Kalasan yang beraliran Buddha dengan menuliskan dinasti Syailendra berkuasa pada abad VII.

Bukti otentik dan data yang jelas yang berisi tentang kapan dan siapa raja yang membangun Candi Prambanan sampai hari ini belum diketahui. Satu-satunya bukti yang dihubungkan dengan tahun pendirian candi ini adalah sebuah prasasti yang berangka tahun 856 Masehi di Desa Wukir, Yogyakarta tersebut, menyebutkan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya mendirikan sebuah candi yang dideskripsikan cocok dengan gambaran Candi Prambanan. Ini diperkuat dengan tulisan pendek yang ditemukan pada Candi Prambanan yang menyebutkan nama Rakai Pikatan, sehingga disimpulkan candi ini berdiri pada abad IX.

Candi Prambanan ditemukan pada tahun 1733 oleh C.A. Lons dengan keadaan yang mengenaskan, bangunan dalam keadaan runtuh dan ditumbuhi semak belukar, dan baru tahun 1885 oleh Jr. JW Yzerman, Dr Groneman dan Th Van Erp mencoba mengumpulkan bagian-bagian candi. Usaha pemugaran candi ini terus berlanjut dan akhirnya selesai pada tahun 1982 dengan jumlah keseluruhan dalam kompleks Candi Prambanan terdiri atas 16 bangunan candi besar dan kecil. Di antaranya Candi Ciwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Nandi, Candi Apit, Candi Kelir dan puluhan candi kecil-kecil.

Kompleks bangunan Candi Prambanan terdiri atas tiga halaman, yaitu halaman luar yang dikelilingi oleh tembok yang berukuran 222 m x 390 m, kedua adalah halaman tengah yang dikelilingi oleh tembok berukuran 110 m x 110 m, sedangkan halaman terakhir merupakan pusat candi yang dikelilingi oleh tembok berukuran 110 m x 110 m. Sementara untuk menghubungkan ketiga halaman tersebut terdapat empat buah gapura yang terletak pada keempat sisi. Semua candi tersebut terletak di pusat halaman tengah.

Catatan tentang fungsi candi-candi tersebut juga tidak ada, tetapi seperti telah disebutkan, bahwa Candi Prambanan dipercaya pada masa itu sebagai pusat kebudayaan dan ibu kota kerajaan. Maka disimpulkan bahwa kompleks Candi Prambanan merupakan tempat persembahyangan raja-raja. Ini dapat dilihat dari besar dan luasnya bangunan kompleks yang megah, yang dibangun khusus untuk kerabat keraton. Hal ini terlihat dari pahatan atau relief pada sekeliling candi yang menggambarkan makhluk-makhluk sorga, dan replika Gunung Mahameru yang diyakini merupakan tempat bersemayamnya dewa-dewa. Selain itu, terdapat arca Nandiswara dan Mahakala yang merupakan manifestasi dari Dewa Ciwa yang dianut oleh Dinasti Sanjaya yakni Hindu Ciwa.

Dari Spiritual ke Ekonomis

Sejarah terus berubah seiring dengan makin tuanya usia bumi, begitu pula dengan perkembangan kebudayaan yang makin lama makin tergeser, kebudayaan dan kepercayaan yang telah ada terlebih dahulu tergeser dengan kebudayaan dan kepercayaan baru.

Pesatnya perkembangan pengaruh Islam dari Gujarat, India yang masuk ke Indonesia lewat pesisir Jawa, juga berpengaruh terhadap runtuhnya Kerajaan Hindu Majapahit, akhirnya kebudayaan ini terus bergeser ke arah timur. Hal ini yang juga mengakibatkan peninggalan-peninggalan Kerajaan-kerajaan Hindu seperti candi-candi mulai ditinggalkan fungsinya sebagai sarana spiritual dan peribadatan.

Memasuki abad modern sejak abad ke-19, peninggalan dari zaman klasik dari abad IV, sebagian besar peninggalan candi-candi kecil yang terkubur di dalam tanah akibat bencana meletusnya Gunung Merapi, mulai kembali ditemukan oleh ahli-ahli arkeologi. Penemuan-penemuan yang diawali dengan ditemukannya dua candi terbesar di Jawa yakni Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata akhirnya dua candi besar -- Candi Borobudur dan Prambanan -- serta Keraton Ratu Boko oleh pemerintah dijadikan objek wisata andalan DIY dan Jawa Tengah yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta yakni PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Tetapi, perubahan fungsi ini tidak secara keseluruhan. Umat Hindu khususnya yang berada di DIY dan Jawa Tengah masih memandang Candi Prambanan dan kompleks Keraton Ratu Boko sebagai tempat suci umat Hindu dan juga sebagai peninggalan terpenting umat Hindu di Jawa. Walaupun tidak setiap saat umat Hindu di DIY dan Jawa Tengah dapat melalukan persembahyangan di Candi Prambanan, acara ritual dalam kaitan hari besar agama Hindu rutin setiap tahun diadakan di Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko. Misalnya upacara Tawur Agung atau Marisudha Bumi untuk menyambut hari raya Nyepi.

Biasanya ribuan umat Hindu yang tesebar di DIY dan Jawa Tengah hadir pada upacara di Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko ini untuk melakukan persembahyangan. Pada hari ini biasanya juga pihak pengelola PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sengaja tidak memungut bayaran tiket tanda masuk, pada hari ini pula Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko sengaja diprioritaskan untuk upacara Marisudha Bumi dan acara-acara kepariwisataan ditiadakan. Biasanya upacara dimulai di Keraton Ratu Boko untuk selanjutnya dikirab menuju Candi Prambanan dan puncak acara Tawur Agung ini dipusatkan di Candi Prambanan.

Candi-candi kecil tersebar di wilayah Yogyakarta. Pergeseran nilai-nilai kepercayaan dan praktik spiritual juga sering dijumpai dalam bentuk semedi atau tirakatan oleh masyarakat Jawa sekarang yang dilakukan di candi-candi kecil. Kebanyakan dari situs-situs atau candi-candi kecil tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dan kurang terurus. Terlebih lagi apabila disertai legenda yang berkembang di masyarakat. Mungkin ini yang menyebabkan candi yang sudah cukup tua usianya kelihatan angker dan mistis, sehingga cocok menjadi tempat untuk bersemedi atau bertirakat. Misalnya Candi Abang di Kecamatan Berbah, Piyungan, Yogyakarta. Menurut cerita yang berkembang, tempat ini dihuni makhluk halus bernama Kiai Jagal yang berbadan besar tetapi kerap kali menolong warga.

Ada juga Goa Sentono yang di dalamnya terdapat situs berbentuk lingga dan yoni yang menurut cerita dihuni oleh makhluk halus berwujud wanita cantik. Tempat ini sering kali didatangi orang-orang yang ingin bertirakat untuk mendaptkan pengasihan atau kekayaan. Cerita mistis juga berkembang di sekitar keberadaan situs Payak, sebuah permandian yang dipercaya sebagai tempat mandi Dewa Siwa. Di tempat ini menurut juru kunci di sana, tempat tinggal Dewa Ciwa yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini pernah terbukti kebenarannya, setelah ada orang sakit keras dan melakukan tirakat di tempat tersebut, setelah beberapa lama orang tersebut sembuh. Cerita-cerita semacam ini banyak sekali dijumpai pada masyarakat di sekitar candi-candi yang tersebar di Yogyakarta.

* Nikolaus Putut

Source : BP

Jumat, 04 Desember 2009

upacara di candi prambanan

Ribuan Umat Hindu Gelar Upacara di Candi Prambanan

Selasa, 01 April 2003 | 14:41 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Sekitar 10.000 umat Hindu asal Jawa Tengah dan DI Yogyakarta melaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan, Yogyakarta. Upacara Tawur Agung yang dilakukan Selasa (1/4) ini, merupakan rangkaian upacara Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1925 (2003).
Sejak pagi umat Hindu mulai memasuki arena upacara di halaman Selatan Kompleks Candi Prambanan. Puluhan aparat kepolisian dari Polres Sleman dan Polda DIY diterjunkan untuk melakukan pengamanan maupun mengatur arus lalulintas yang sangat padat di jalur Yogya-Solo.

Satu jam sebelumnya dilakukan upacara Mendak Tirta atau prosesi air suci di Candi Brahma, Candi Wisnu dan Candi Siwa di kompleks Candi Prambanan. Upacara Mendak Tirta ini hanya diikuti sebagian kecil umat dipimpin oleh tiga rohaniwan Hindu. Selain berdoa, mereka juga tiga kali mengelilingi Candi Brahma, Candi Wisnu dan Candi Siwa. Rombongan kemudian kembali ke lokasi upacara, diiringi beberapa Ogoh-ogoh dan disambut dengan tarian Rejang Dewa.

Puncak upacara berlangsung pukul 12.00 hingga pukul 13.00 WIB. Dipimpin Resi Gunawan Putra Kesuma Keniten dan Sri Begawan Istri Agung Ratu Gayatri, umat Hindu secara khusyuk melakukan ritual dan doa. Sebelum puncak upacara Tawur Agung Kesanga, lima Ogoh-ogoh yang dibuat oleh seniman-seniman Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menari-nari di depan umat.

Usai upacara Tawur Agung Kesanga di pelataran Candi Prambanan, pada sore harinya diselenggarakan upacara Pengerupukan di setiap pura yang ada di wilayah DIY. Sementara Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1925 mulai berlangsung tanggal 2 April 2003 pukul 06.00 hingga tanggal 3 April 2003 pukul 06.00.(Heru C.N—Tempo News Room)

Senin, 30 November 2009

Cerita Rakyat

CERITA RAKYAT CANDI PRAMBANAN

Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.

Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.

“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”

Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.

Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.

Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.

Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan disebut Candi Loro Jonggrang. Karena terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, Candi Loro Jonggrang dikenal sebagai Candi Prambanan.

Selasa, 24 November 2009

KIOS PRAMBANAN TERBAKAR

Puluhan Toko di Lokasi Candi Prambanan Ludes Terbakar

Sabtu, 26 September 2009 | 21:58 WIB

TEMPO Interaktif, Klaten - Lebih dari 50 kios pakaian dan aksesoris di lokasi taman wisata Candi Prambanan terbakar. Api melahap bangunan dan barang di lokasi tersebut sejak pukul 19.30 WIB.

Pedagang yang sudah tidak berada di tempat karena lokasi tersebut tutup sejak pukul 17.30 WIB, sebagian besar kembali untuk menyelamatkan barang dagangan yang masih tersisa.

Pemadam kebakaran datang setengah jam sejak api menyala dari dalam toko pakaian. Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Klaten dan Sleman ikut memadamkan api.

Seratusan polisi dari Dalmas dan Brimob mengamankan lokasi untuk mengantisipasi penjarahan.

"Api terlihat dari toko pakaian milik Pak Agus di sebelah barat, kemudian menjalar ke seluruh los toko lainnya," kata Wahyu (27), saksi yang melihat api pertama kali dan melaporkan ke pos polisi terdekat, Sabtu (26/9).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena para pedagang sudah tidak berada di toko masing-masing sejak pukul 17.30 WIB. Penyebab kebakaran belum bisa dipastikan. Namun, dugaan sementara akibat arus pendek listrik

"Kerugian materi diperkirakan lebih dari seratus juta, namun kami masih akan menghitung," kata Bambang S, Kepala Unit Candi Prambanan dari PT Taman Candi.

Kepala Kepolisian Sektor Prambanan, Klaten, Ajun Komisaris Heru Setyaningsih, mengatakan pihaknya mengamankan lokasi untuk mengantisipasi adanya penjarahan. Kebetulan para anggota Brimob dari Surakarta sedang betugas di Polsek Prambanan sehingga segera diperbantukan ke lokasi kebakaran.



Ratusan Kios Cinderamata di Candi Prambanan Terbakar
Bagus Kurniawan - detikNews

Klaten - Ratusan kios penjual cinderamata dan pakaian di Komplek Candi Prambanan, Klaten, ludes terbakar. Pemilik kios hanya bisa menatap pasrah barang dagangan dan uang mereka yang ludes disikat si jago merah.

Menurut beberapa saksi, api mulai berkobar pukul 20.30 WIB, Sabtu (26/9/2009). Api langsung membesar dan membakar 200 kios hingga nyaris tidak bersisa.

Sedikitnya 10 mobil pemadam kebakaran telah berada di lokasi. Namun karena luasnya lokasi penyebaran api, petugas kesulitan untuk memadamkan api. Hingga pukul 22.15 WIB, api masih berkobar.

Hanya sedikit pemilik kios yang berhasil menyelamatkan barang dagangannya, karena kios-kios ini telah kosong sejak pukul 18.00 WIB. Selain barang dagangan, mereka pun harus pasrah karena kehilangan barang berharga yang diletakan di dalam kios.

Hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran maupun jumlah kerugian akibat kebakaran ini.
(rdf/rdf)

Jumat, 20 November 2009

Candi Prambanan

Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan salah satu candi peninggalan agama Hindu terbesar di Indonesia. Kompleks candi terdiri dari 3 candi utama berketinggian 47 m yaitu Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu (diambilkan dari nama dewa utama dalam agama Hindu) dan dikelilingi candi-candi kecil yang disebut candi Perwara. Candi Prambanan merupakan peninggalan Agama Hindu dari abad IX. Terletak di tepi jalan raya Yogya Solo 17 km arah timur kota Yogyakarta. Didukung fasilitas Museum arkeologi, audio visual, wartel, taman bermain dan sebagainya, candi ini merupakan salah satu kekayaan arkeologi dunia yang menjadi salah satu tujuan pariwisata.

Rabu, 18 November 2009

HPS Di Candi Prambanan

Dihadiri SBY
Puncak HPS Di Candi Prambanan
Rabu, 7 Okt 2009

Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) Nasional XXIX yang dipusatkan di Jogja, masyarakat Sipil Indonesia akan menyelenggarakan rangakaian kegiatan berupa workshop dan seminar. Puncak rangkaian kegiatan HPS 2009 tersebut akan dilangsungkan di kawasan Wisata Candi Prambanan dan direncanakan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 12 Oktober 2009 mendatang. Acara ini akan melibatkan ribuan orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, lembaga dan lainnya.

Demikian antara lain disampaikan Panitia HPS Nasional XXIX, Angger Jati dan beberapa panitia lainnya ketika melakukan audiensi ke Kantor Bernas Jogja di Jl IKIP PGRI Sonosewu Bantul, Senin (5/10). Panitia tersebut diterima Pemimpin perusahaan Bambang Sukoco dan Redaktur Senior, YB Margantoro.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3ndHnadHyBH-qZmC8iO5OqyMrhUJDwpTOnn0A3vuLbMdWLeOvpLjdWhL7uHZ828_FQDa_RT9ZPSTZKuyR3sSUJvsqGyvY0CJh-bHoHPi-urKlb4ZEmFVEka-PXp9ro2iQNUu_b4p0bbw/s320/prambanan.jpg
Menurut Angger, beberapa kegiatan itu antara lain workshop dan seminar nasional. Dalam workshop yang dilaksanakan tanggal 8 Oktober 2009 akan mebahas soal perbaikan mutu proses produksi, pola dan mutu konsumsi, penguatan kelembagaan pangan dan hasil kajian Go Organik. Sedang seminar yang berlangsung tanggal 10 Oktober 2009 akan melibatkan 169 orang peserta yang berasal dari seluruh Indonesia.

Dalam rangkaian kegiatan hari pangan ini juga akan diadakan peragaan teknologi ketahanan pangan versi masyarakat dan juga diadakan pameran ketahanan pangan.

Sementara menurut Sarijo kegiatan workshop ini memang memfokuskan pada proses produksi, pola konsumsi dan kelembagaan pangan dan masyarakat akan memperagakan bagaimana teknologi produksi pangan tersebut.

Selain itu juga akan diadakan parade lembaga pangan nusantara dari 7 Provinsi mulai dari Papua, NTT, Kalimantan, Jawa, Sumatra, Balikpapan, Toraja. Dalam parade tersebut akan ditunjukkan bagaimana proses pengelolaan pangan. Juga akan diadakan displai pawai budaya pada acara HPS di Prambanan. (nil)

LIBUR NYEPI CANDI PRAMBANAN RAMAI

Candi Prambanan Ramai Wisatawan

Kamis, 26 Maret 2009
Yogyakarta (ANTARA News) - Candi Prambanan di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), Kamis, cukup ramai dikunjungi wisatawan berkaitan dengan libur Nyepi.

Selain wisatawan nusantara (wisnus), juga sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi taman wisata tersebut untuk menikmati keindahan bangunan candi peninggalan kerjaaan Hindu.

Candi Prambanan sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
http://wisata.voucher-hotel.com/images/stories/candi_sewu2.jpg

Kepala Unit Taman Wisata Candi Prambanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB), Bambang Bandono mengatakan, pelayanan terhadap wisatawan pada libur Nyepi ini sama dengan hari biasa atau hari Minggu.

"Kami perkirakan jumlah pengunjung taman wisata Candi Prambanan pada libur Nyepi ini antara 1.500 hingga 1.800 orang atau sama dengan jumlah kunjungan wisatawan pada hari Minggu," katannya.

Selain melihat bangunan candi yang sudah selesai dipugar setelah rusak akibat gempa bumi Mei 2006 lalu, wisatawan juga menyaksikan dari dekat bangunan candi lainnya seperti Candi Lumbung, Bubrah dan Sewu.

"Khusus di kompleks Candi Sewu, kami menyediakan fasilitas angkutan kereta mini bagi pengunjung, karena untuk menuju candi tersebut jaraknya cukup jauh dari Candi Prambanan meskin masih dalam satu kawasan," katanya.

Ia mengatakan, dengan membeli tiket Rp5.000 per orang, wisatawan diantar melihat dari dekat kawasan Candi Sewu yang merupakan candi Buddha.

"Harga tiket masuk ke taman wisata Candi Prambanan sebesar Rp15.000 untuk dewasa dan Rp7.500 untuk anak-anak di bawah usia lima tahun," katanya.

Ia mengatakan, wisatawan juga ditawari paket wisata kunjungan Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko dengan hanya membeli tiket Rp25.000 per orang, minimal lima orang.

Ditanya target kunjungan wisatawan ke taman wisata Candi Prambanan, ia mengatakan pada 2009 ditargetkan ada kenaikan 10 persen, sehingga menjadi sekitar satu juta orang dari realisasi kunjungan wisatawan pada 2008.

"Jumlah wisatawan yang berkunjung ke taman wisata Candi Prambanan selama 2008 mencapai 970.980 orang meliputi wisman 114.951 orang dan wisnus 856.029 orang," katanya.(*)

COPYRIGHT © 2009

CANDI PRAMBANAN BOLEH DIKUNJUNGI

Mei 2008 Candi Prambanan Boleh Dikunjungi

Sejumlah bangunan candi di kompleks Candi Prambanan yang rusak akibat gempa bumi 27 Mei 2006 akan dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan mulai Mei 2008.

"Para wisatawan akan bisa langsung masuk ke bangunan candi, karena sebagian pekerjaan renovasi telah selesai," kata Direktur Operasonal dan Pengembangan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Ir Guntur Purnomo di Prambanan, Rabu.

Ia mengatakan, Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadwalkan tahap pertama pekerjaan renovasi untuk bangunan Candi Wisnu di kompleks Candi Prambanan selesai pada pertengahan Mei 2008.

Didampingi Direktur Administrasi dan Keuangan Drs Gendro Wiyono MM, Guntur mengatakan, disusul kemudian Candi Garuda juga dibuka untuk wisatawan pada Agustus mendatang, dan Candi Angsa dibuka kembali pada akhir Desember 2008.

Pada pascagempa kompleks Candi Prambanan tertutup bagi pengunjung, karena sejumlah bangunan candi mengalami kerusakan. Alasan larangan ini karena dikhawatirkan bangunan candi yang rusak itu membahayakan keselamatan wisatawan.

"Pada saat itu banyak susunan batuan candi yang lepas dari struktur bangunan, dan dikhawatirkan saat ada pengunjung yang masuk ke kompleks candi, batuan tersebut jatuh menimpa pengunjung," katanya.

Ia mengatakan, pada saat itu pengunjung hanya bisa melihat bangunan candi dari zona aman, yaitu di luar pagar kompleks Candi Prambanan. "Agar pengunjung bisa melihat secara jelas, di tempat tersebut disediakan panggung," katanya.

Kata dia, ketika itu setelah pekerjaan renovasi dimulai, pihak manajemen memutuskan untuk membuka kawasan kompleks Candi Prambanan secara terbatas bagi wisatawan.

"Mereka diperbolehkan masuk kawasan tersebut dalam zona aman, dan dilarang mendekati maupun masuk ke bangunan candi," katanya. Menurut Guntur, pekerjaan renovasi candi justru menjadi daya tarik bagi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara (wisman).

"Mereka sangat tertarik dan penuh perhatian terhadap pekerjaan renovasi candi, apalagi renovasi dilakukan secara manual oleh para pekerja," katanya. Ia mengatakan, para pekerja yang menurunkan batuan candi satu demi satu menjadi tontonan menarik bagi wisman. "Pekerjaan renovasi memang tidak memungkinkan menggunakan peralatan mesin," katanya.

Mengenai peran UNESCO dalam renovasi candi pascagempa, ia mengatakan Candi Prambanan di perbatsan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu merupakan bangunan purbakala yang otoritas pemeliharaan dilakukan ’world heritage’ yang melibatkan para ahli dari negara-negara di dunia.

"UNESCO sebagai lembaga internasional berperan menjembatani negara-negara yang ingin membantu renovasi Candi Prambanan yang rusak akibat gempa bumi dua tahun lalu," katanya. (ant)

Sabtu, 24 Oktober 2009

Sendratari Ramayana, Drama dalam Tarian Khas Jawa

Sendratari Ramayana, Drama dalam Tarian Khas Jawa

Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta.


Photobucket

Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.

Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.

Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya.

Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.

Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.

Anda tak akan kecewa bila menikmati pertunjukan sempurna ini sebab tak hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.

Anda juga tak hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.

Di Yogyakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana. Pertama, di Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta. Di tempat yang telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun tersebut, anda akan mendapatkan paket makan malam sekaligus melihat sendratari. Tempat menonton lainnya adalah di Candi Prambanan, tempat cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.

Sabtu, 17 Oktober 2009

Candi Prambanan : Pesona "Si Gadis Jangkung" Roro Jonggrang

Candi Prambanan:
Pesona "Si Gadis Jangkung" Roro Jonggrang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBaPIus2UCi4I7hTiEcW_UsU0BstrPUtL8XDFIWFvRQStYxkrJCZbcwaOdQ3AVTWEpyGHr6-m0UBP5SB2iGH0ozbmyjeyMLcyl4riwVy4P_9DpbrvulVCgcBZ9_UZPohwXYXwk6whul80P/s320/800px-Gate_to_Prambanan_complex.jpg

Candi Prambanan


JOGJA | DNA -- Candi Prambanan atau sering disebut Candi Roro Jonggrang, berdiri di sisi timur Sungai Opak tepatnya di perbatasan Daerah Istimewa Yogjakarta dan Provinsi Jawa Tengah, sekitar 17 km ke arah timur Yogjakarta.

Candi Prambanan, salah satu Warisan Budaya Dunia No 642 (World Heritage List Number 642) dan dilindungi dari bahaya Perang (Protected under Armed Conflict Convention 1954)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpcURSypuHSGJcMPetUQMfcp_ayunyrMHbi5NNb0nUg6E2UAo2NrqA5T9st2bZa1Yzbl_qpIdhM9jveG1FBWA00q0ck86Fx1kw4eeYQNoI7nU6lEpa8aB6SmPieyeLdH232u118z0I0EFB/s320/Prambanan-2.jpg

Anda akan terpesona dan terkagum-kagum dibuat “Si Gadis Jangkung” bernama “Roro Jonggrang”. Tiga candi terletak di halaman utama sangat mendominan saat Anda memasuki komplek candi tersebut.

“Si gadis jangkung” yang mempesona itu adalah sebuah candi terbesar dan menjulang setinggi 47m (sekitar 15 lantai bangunan) yang berada di tenggah candi-candi di sekitarnya.

Konon ceritanya, Candi Roro Jonggrang dipersembahkan untuk Dewa Siwa, sedangkan kedua candi yang lebih kecil berada di sisi utara dan selatan, Roro Jonggrang dipersembahkan untuk Dewa Wisnu dan Dewa Brahmana.

Untaian candi-candi dinamakan Prambanan dikarenakan terletak di daerah Prambanan. Sedangkan nama “Loro Jonggrang” berasal dari kata Roro artinya Gadis sedangkan Jonggrang artinya Jangkung dan berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara, putri Prabu Boko.

http://www.indofamily.net/travel/images/stories/articlesimages/candi%20ratu%20boko--by%20reyblogspot.jpg

Legenda Candi Prambanan, adalah cerita rakyat yang mengisahkan seorang lelaki yang sangat berkuasa bernama Bandung Bondowoso yang ingin mempersunting Si Gadis Jangkung bernama Roro Jonggrang Putri Raja Boko yang cantik jelita. Tetapi gadis jelita itu menolak secara halus dengan mengajukan sebuah syarat untuk membuat seribu patung dalam satu malam.

Sang Bondowoso menyanggupinya. Ia dibantu sekelompok jin. Roro Jonggrang terkejut, ketika melihat pekerjaan Bonodwoso hampir selesai dan tinggal satu patung lagi. Melihat itu, Roro Jonggrang menggumpulkan beberapa wanita untuk memukul alat penumbuk padi (alu) dan membuat api unggun yang besar di sisi timur memberikan kesan warna langit merah seolah matahari telah terbit, sehingga jin yang membantu Bondowoso percaya pagi telah tiba dan para jin segera menghilang.

Roro Jonggrang mendatangi Bondowoso dan membangunkan dari meditasinya bahwa ianya telah gagal memenuhi permintaannya. Karena mengetahui kebohongan Roro Jonggrang, Bondowoso sangat marah dan mengutuknya menjadi sebuah patung Dewi Surga, dan akhirnya patung tersebut melengkapi patung lainnya, sehingga genap menjadi 1.000 patung sesuai permintaan Roro Jonggrang.

Alkisah tersebut adalah cerita rakyat, tapi datanglah ke sana, Anda akan terkagum-kagum dengan arsitekturnya, relief-reliefnya yang mengambarkan cerita-cerita Hindu dengan penuh nilai estetika. Sungguh merupakan sebuah maha karya yang penuh menakjubkan dari zaman ke zaman. Tempat wisatanya juga cukup oke, berbagai kerajinan tangan dapat Anda beli dengan harga sangat murah, dan makanan kecil ciri kas daerah.

PESONA CANDI PRAMBANAN

Pesona Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Roro Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten. Candi Prambanan dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0wgzjAROsXeO7qwQQrio1zrqq178oxgX_nnaYIwxKLKGmybdQ7yDWCoq-iHRp5OlWWIU1d3OKmdEaSGibLKOxFrRhlL1zDLm3ODF_qwpioQbYf0TTc_ri5pj_izalcjKDHKMESizWj2I/s400/CandiPrambanan_B.jpg

Pada tahun 1733 Masehi, candi ini ditemukan oleh C.A Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Masehi Izerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang sungai Opak. Pada 1902-1903 Van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh.

Nama lain dari Candi Prambanan adalah Candi Roro Jonggrang. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah. Candi Prambanan ini terletak persis di perbatasan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km ke arah Timur dari Kota Yogyakarta. Persis di tepi jalan raya yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo.

Mitos dari candi prambanan, Alkisah bandung bondowoso ingin melamar roro jonggrang tetapi roro jonggrang kemudian mengajukan syarat untuk membuat seribu candi dan patung dirinya didalam candi itu dalam satu malam. Bandung Bondowoso yang ditemani jin-jin kemudian hampir menyelesaikan pekerjaannya, roro jonggrang yang mengetahui itu segera menabuh lesung untk menandai hari yang telah mulai pagi agar ayam berkokok. Bandung yang merasa dikhianati akhirnya marah kepada roro jonggrang dan Mengutuknya menjadi arca ke seribu yang dibuatnya.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi. Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan.

http://udikwati.files.wordpress.com/2008/03/prambanan.jpg

Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara.

Senin, 10 Agustus 2009

Legenda Candi Prambanan

Legenda Candi Prambanan

Penulis : Dama

Masyarakat sering menyebut candi Prambanan dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru karena seharusnya Rara Jonggrang. Kata rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabu Ratu Baka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan.Dikisahkan dalam cerita tersebut ada seorang kesatria yang gagah perkasa bernama Bandung Bandawasa.

Ia mempunyai kekuatan supranatural dan ingin mempersunting putri Rara Jonggrang untuk dijadikan istri. Rara Jonggrang merupakan putri yang cantik jelita dari seorang raja yang bernama Prabu Baka, yang bertahta dikraton diatas gunung Boko di selatan Prambanan. Akan tetapi Rara Jonggrang tidak menyukainya. Untuk menolak permintaan Bandung Bandawasa secara halus, Rara Jonggrang mengajukan suatu tuntutan dengan harapan supaya Bandung Bandawasa tidak dapat memenuhi, dengan demikian tidak terjadi perkawinan.Permintaan tersebut ialah: Bandung Bandawasa harus membuat candi dengan seribu arca didalamnya dalam waktu satu malam.

http://sonya71.files.wordpress.com/2008/04/candiprambanan.jpg

Permintaan tersebut dipenuhi oleh Bandung Bandawasa. Bandung Bandawasa dengan kesaktiannya dan karena ingin sekali memenuhi tuntutan Rara Jonggrang yang dicintainya, memanggil beribu-ribu makhluk halus untuk membantu membuat candi tersebut dalam satu malam. Sesudah matahari terbenam Bandung Bandawasa dengan dibantu beribu-ribu makluk halus mulai bekerja dengan giat. Semalam penuh mereka bekerja terus dan ketika malam hampir berakhir hanya tinggal satu candi yang belum selesai.Rara Jonggrang yang semalaman tidak tidur dan selalu mengikuti jalannya pembuatan candi menjadi gelisah ketika mengetahui bahwa pembuatan candi hampir selesai dan permintaannya akan dapat terpenuhi. Dengan tidak menunggu lebih lama Rara Jonggrang keluar dari kraton serta memerintahkan pada semua pemudi untuk bangun dan mulai menumbuk padinya.

Dalam waktu sekejap diseluruh daerah sekitar kraton terdengar pukulan lesung (tempat menumbuk padi) dengan sangat ramainya. Para makhluk halus yang mendengar suara gemuruh disekitarnya dan banyak orang yang sudah mulai bekerja, mengira hari sudah pagi dan dengan segera mereka kembali ketempat tinggal masing-masing, karena takut ketahuan oleh manusia. Dengan demikian satu arca tidak dapat dibuatnya. Bandung Bandawasa melihat kejadian yang demikian menjadi cemas dan mengetahui bahwa semua itu adalah tipu muslihat dari Rara Jonggrang. Dengan sangat marah, karena keinginannya tidak dapat terlaksana akibat perbuatan Rara Jonggrang sendiri, Bandung Bandawasa marah dan mengutuk putri Rara Jonggrang menjadi pelengkap arca yang keseribu. Arca tersebut dipercayai sebagai arca Durgamahisasuramardhini yang berada di bilik utara Candi Siwa.Terhadap para pemudi Prambanan yang membantu Rara Jonggrang, Bandung Bandawasa mengutuknya dengan penyataan bahwa semua pemudi Prambanan baru akan kawin kalau umurnya sudah lanjut. Yang jelas Durgamahisasuramardhini adalah istri Dewa Siwa.